- Oleh Argafica Putri Sionfa
- 16, Dec 2024
Medialombok.com - Istilah "jam koma" belakangan ini menjadi viral di kalangan Gen Z, terutama di platform media sosial TikTok. "Jam koma" merujuk pada waktu ketika seseorang merasa sangat lelah, lesu, atau kehilangan energi hingga sulit untuk fokus atau beraktivitas. Menariknya, tidak ada waktu pasti kapan "jam koma" ini akan terjadi. Bisa datang kapan saja – pagi, siang, sore, atau malam – tergantung pada kondisi tubuh dan aktivitas individu saat itu.
Fenomena ini mencerminkan bagaimana anak muda zaman sekarang sering mengalami kelelahan mendadak, mungkin akibat gaya hidup yang dinamis dan penuh aktivitas. Istilah "jam koma" pun digunakan untuk membahas pengalaman ini dengan nada yang ringan namun relatable, sehingga menjadi tren di media sosial.
Pengertian Jam Koma
Jam koma di kalangan Gen Z memiliki arti sebagai jam rawan yang di mana pada jam rawan ini Gen Z mengalami kelelahan, sulit konsentrasi, lemas, mengantuk hingga malas gerak. Tentu saja pada jam koma ini dapat menurunkan kreativitas dan produktivitas Gen Z.
Dalam dunia kerja, Gen Z tergolong sebagai pekerja yang selalu aktif dan suka mencoba berbagai hal baru untuk menambah pengalaman, akan tetapi mereka juga sangat mudah terkena jam koma karena berbagai penyebab. Berikut ini ada beberapa penyebab jam koma di kalangan Gen Z.
Penyebab Jam Koma Pada Gen Z
1. Kelelahan Bekerja
Gen Z dikenal selalu bersemangat dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka. Antusiasme tinggi dalam bekerja seringkali membuat energi mereka terkuras. Bagi banyak Gen Z, ada keinginan kuat untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin, baik untuk segera bisa beristirahat maupun agar bisa melanjutkan ke pekerjaan berikutnya. Namun, karena sering menuntut diri terlalu keras, mereka bisa cepat memasuki fase yang disebut "jam koma" – yaitu kondisi kelelahan dan kewalahan yang mendadak.
Ketika berada di "jam koma," Gen Z cenderung merasa bosan, lelah, hingga mengantuk, yang membuat mereka ingin beristirahat sejenak untuk mengembalikan energi. Jika mereka tetap memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaan pada fase ini, risiko melakukan kesalahan menjadi lebih tinggi karena sulit berkonsentrasi dalam kondisi kelelahan. Ini menunjukkan pentingnya bagi Gen Z untuk mengenali batas energi mereka dan mengambil waktu istirahat yang cukup agar bisa bekerja secara efektif tanpa kehilangan fokus atau produktivitas.
2. Kurang Tidur
Banyak Gen Z pada waktu disekolah maupun ditempat kerja selalu merasa ngantuk, namun sesampainya dirumah tiba-tiba rasa kantuk tersebut hilang dan tubuh yang tadinya terasa lelah saat berada di rumah justru rasanya menjadi lebih segar.
Banyak Gen Z yang sudah mengetahui salah satu penyebab jam komanya tetapi lebih memilih tetap mengabaikan dan tidak merubah kebiasaannya tersebut. Kebiasaan apakah itu? Sering begadang. Kurang tidur dapat membuat kesehatan fisik cepat mengalami penurunan, dampaknya fisik cepat mengalami kelelahan dan mudah terserang penyakit.
Bayangkan saat di tempat kerja, tubuh sudah cukup lelah setelah seharian beraktivitas. Namun, begitu sampai di rumah, alih-alih beristirahat dengan cukup, mereka malah memilih untuk begadang. Akibatnya, keesokan harinya saat kembali bekerja, rasa kantuk, kelelahan, badan yang lemas, dan kesulitan berkonsentrasi jadi hal yang wajar terjadi. Tanpa istirahat yang memadai, tubuh tidak punya waktu cukup untuk memulihkan energi, sehingga produktivitas pun menurun.
3. Kecanduan Ponsel
Hampir semua kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan sebagian lansia sudah kecanduan ponsel. Adanya ponsel memang dapat membantu mempermudah seseorang untuk bekerja dan berkomunikasi, didalam ponsel juga menyediakan berbagai macam aplikasi yang dapat memberikan hiburan bagi penggunanya. Akan tetapi ada banyak dampak negatif dari kecanduan ponsel.
Dampak negatif dari kecanduan ponsel dapat menjadikan seseorang menjadi pemalas terutama pada kalangan Gen Z. Banyak dari mereka kecanduan game ataupun scrolling sosial media hingga lupa waktu. Akibatnya banyak tugas dan pekerjaan yang menumpuk, karena lebih memilih asyik untuk bermain ponsel.
4. Stress
Penyebab "jam koma" berikutnya adalah tuntutan pekerjaan yang terlalu besar, yang sering kali membuat Gen Z merasa tertekan. Tingginya ekspektasi dari pekerjaan dapat memicu stres, sehingga Gen Z mudah merasa lelah, kehilangan semangat, dan menjadi malas.
Pekerjaan dengan tekanan tinggi, seperti dalam bidang marketing, kerap membuat Gen Z merasa stres. Di bidang ini, karyawan sering kali dituntut untuk mencapai target penjualan, baik harian maupun bulanan, yang dapat memberikan tekanan besar, baik fisik maupun mental. Tidak sedikit karyawan marketing yang akhirnya memutuskan untuk resign karena merasa tidak mampu mencapai target yang ditetapkan perusahaan.
Pada beberapa perusahaan, karyawan yang tidak mencapai target sering kali menerima teguran dan didorong untuk bekerja lebih keras lagi. Tekanan ini, selain membuat karyawan merasa tertekan, juga menguras energi fisik dan mental mereka, yang akhirnya membuat mereka lebih mudah memasuki fase "jam koma" dalam aktivitas keseharian.
5. Tubuh Kekurangan Nutrisi
Sebagian Gen Z kurang memperhatikan gaya hidupnya perihal makanan dan minuman yang dikonsumsi. Banyak sekali Gen Z yang suka mengonsumsi produk makanan siap saji. Keseringan makan dan minum produk siap saji tentu saja tidak baik bagi kesehatan tubuh. Salah satu akibatnya, tubuh bisa mengalami kekurangan asupan nutrisi.
Pasalnya Gen Z cenderung menyukai makanan yang dirasa lezat saja dan siap saji, tanpa memikirkan efek sampingnya untuk kesehatan dalam jangka waktu yang panjang.
Biasanya Gen Z yang suka mengonsumsi produk siap saji adalah mereka yang sedang berada di perantauan, entah karena malas untuk memasak ataupun tidak bisa memasak untuk itu mereka memilih mengonsumsi produk siap saji.
Sering mengonsumsi produk siap saji dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan dan bahkan diabetes. Bagi Gen Z, jika sampai terkena diabetes, mereka akan lebih sering mengalami “jam koma.” Hal ini disebabkan karena orang dengan diabetes cenderung mudah merasa lemas, cepat lelah, dan sering mengantuk akibat ketidakseimbangan gula darah dalam tubuh. Kondisi ini tidak hanya mengganggu produktivitas, tetapi juga menambah risiko masalah kesehatan jangka panjang.
Itulah beberapa penyebab "jam koma" di kalangan Gen Z. Untuk mengatasi masalah ini, Gen Z bisa memulai dengan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadi pemicunya. Misalnya, menghindari sikap tergesa-gesa dalam bekerja, mengurangi kebiasaan begadang, membatasi waktu bermain ponsel, dan mengurangi konsumsi makanan siap saji.
Jika memiliki hari libur, manfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat atau melakukan aktivitas healing yang menyenangkan, sehingga fisik dan mental bisa kembali segar. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih siap dan bugar saat kembali bekerja, serta mampu mengatasi "jam koma" dengan lebih baik. (Fica)