- Oleh Argafica Putri Sionfa
- 16, Dec 2024
Mataram, medialombok.com - Penelitian mengenai hubungan antara mikrobioma usus dan kesehatan jantung semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Mikrobioma usus, yang terdiri dari triliunan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus, memainkan peran penting dalam berbagai aspek kesehatan tubuh. Namun, yang paling menarik adalah bukti yang muncul bahwa keseimbangan mikrobioma usus dapat memengaruhi risiko penyakit jantung.
1. Bagaimana Mikrobioma Usus Mempengaruhi Kesehatan Jantung?
Mikrobioma usus memiliki kemampuan untuk menghasilkan metabolit yang dapat berdampak pada fungsi jantung dan pembuluh darah. Salah satu metabolit yang paling banyak dibahas adalah trimethylamine N-oxide (TMAO). TMAO terbentuk ketika mikrobioma memetabolisme kolin dan karnitin, zat yang ditemukan dalam makanan seperti daging merah dan telur. Penelitian menunjukkan bahwa kadar TMAO yang tinggi dalam darah terkait dengan peningkatan risiko aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine pada tahun 2022 menunjukkan bahwa orang dengan kadar TMAO yang lebih tinggi memiliki risiko 62% lebih besar terkena kejadian kardiovaskular besar dibandingkan mereka yang memiliki kadar TMAO yang rendah. Hal ini menyoroti pentingnya memperhatikan pola makan yang dapat memengaruhi komposisi mikrobioma usus.
2. Pola Makan yang Mendukung Mikrobioma Sehat
Berita baiknya adalah komposisi mikrobioma dapat dimodulasi melalui pola makan yang tepat. Konsumsi serat tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, serta makanan fermentasi seperti yogurt dan kimchi, dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Sebaliknya, konsumsi berlebihan daging merah, makanan olahan, dan gula dapat mengubah mikrobioma ke arah yang lebih inflamasi, meningkatkan produksi TMAO dan metabolit berbahaya lainnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan nabati cenderung memiliki mikrobioma yang lebih beragam, yang terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
3. Probiotik dan Prebiotik sebagai Pencegahan
Penggunaan probiotik dan prebiotik juga sedang dipelajari sebagai cara untuk mendukung mikrobioma usus yang sehat dan mengurangi risiko penyakit jantung. Probiotik, yaitu mikroorganisme hidup yang bermanfaat, dan prebiotik, yaitu serat yang menjadi makanan bagi bakteri baik, dapat membantu mengembalikan keseimbangan mikrobioma dan menurunkan produksi TMAO. Beberapa studi klinis menunjukkan bahwa penggunaan probiotik tertentu dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol, dua faktor risiko utama penyakit jantung.
Kesimpulan
Mikrobioma usus adalah elemen penting yang mungkin belum banyak disadari dalam menjaga kesehatan jantung. Dengan pola makan yang tepat dan mungkin penggunaan probiotik di masa depan, ada potensi besar untuk mengurangi risiko penyakit jantung melalui perawatan kesehatan usus. Temuan ini membuka peluang baru dalam pencegahan penyakit kardiovaskular melalui pendekatan yang lebih holistik dan individual.
Temuan terbaru ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan mikrobioma usus tidak hanya untuk pencernaan yang baik, tetapi juga untuk kesehatan jantung yang optimal.