Lombok Sambut Investasi China untuk Percepat Pengembangan Mandalika


[Kawasan Mandalika (Foto: ITDC)]

Mataram, medialombok.com - Pulau Lombok, khususnya kawasan Mandalika, tengah menantikan peningkatan investasi dari China untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata dan perdagangan. Hal ini disampaikan oleh CEO PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (InJourney Tourism Development Corporation/ITDC), Ari Respati, dalam wawancara bersama media China, Xinhua baru-baru ini.

Menurut Ari Respati, China merupakan salah satu pasar investasi terbesar di dunia dan memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan Mandalika sebagai destinasi wisata unggulan.

“Kami tidak hanya melihat potensi di sektor pariwisata, tetapi juga di bidang perdagangan, berkat berbagai manfaat dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Kami menawarkan peluang perdagangan, terutama mengingat saat ini kami sedang memfinalkan rencana untuk membangun sebuah pelabuhan. Hal ini menghadirkan peluang yang sangat besar bagi pelaku bisnis China untuk mempertimbangkan Mandalika sebagai pusat perdagangan di Indonesia timur,” ujar Respati.

Mandalika: Kawasan Ekonomi Khusus yang Menjanjikan

Sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun 2014, Mandalika telah mendapatkan berbagai insentif, seperti fleksibilitas pajak dan perizinan, untuk menarik minat investor. Upaya ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menciptakan destinasi wisata alternatif selain Bali.

Pembangunan infrastruktur di Mandalika telah berlangsung sejak 2019, termasuk pembangunan jalan raya, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya. Salah satu daya tarik utama Mandalika adalah Sirkuit Internasional Mandalika, yang telah sukses menyelenggarakan MotoGP 2024 dan menarik lebih dari 120.000 penonton.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan China akan berinvestasi di sini. Hal ini akan menghadirkan kemajuan yang signifikan, tidak hanya bagi sektor pariwisata saja, tetapi juga ekonomi global yang lebih luas,” tambah Respati.

ITDC terus mendorong pengembangan berbagai fasilitas penunjang di Mandalika, termasuk hotel, vila, lapangan golf, dan fasilitas kelautan.

“Kami juga berupaya mendorong para investor untuk terus membangun hotel, vila, infrastruktur golf, asrama, fasilitas osmosis terbalik air laut (SWRO), fasilitas pengelolaan limbah, fasilitas listrik, dermaga/marina, dan fasilitas berkuda sebagai bagian dari rencana induk kami guna memperluas infrastruktur pariwisata di area tersebut. Selain itu, kami berencana memulai pembangunan marina dalam kurun waktu satu hingga dua tahun,” jelas Respati.

Meski pengembangan Mandalika berjalan pesat, tantangan konektivitas masih menjadi perhatian utama. Jumlah penerbangan yang terbatas ke Lombok dinilai perlu ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan jumlah wisatawan.

“Kami memahami aksesibilitas, termasuk bandara yang terkoneksi dengan baik, adalah kunci keberhasilan destinasi wisata. Semakin banyak penerbangan yang mendarat di sini, semakin banyak pula wisatawan yang akan datang ke Lombok,” kata Respati.

Saat ini, hanya terdapat 8 hingga 10 penerbangan pulang pergi per hari ke Lombok. Respati berharap jumlah ini dapat meningkat, terutama dari negara-negara seperti China, Malaysia, dan Singapura, yang menjadi penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia.

Untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah Indonesia menjalin kolaborasi dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB). Selain itu, Respati menekankan pentingnya melibatkan masyarakat lokal dalam setiap proyek pembangunan.

“Di mana pun kami membangun atau mengembangkan destinasi wisata, kami harus melibatkan komunitas lokal dalam proyek-proyek itu. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kami terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar Mandalika,” ujar Respati.

Upaya ini mencakup program pengembangan keterampilan, penyerapan tenaga kerja lokal, dan dukungan terhadap usaha kecil di sekitar Mandalika.

Masa Depan Mandalika

Dengan potensi besar di sektor pariwisata dan perdagangan, Mandalika diharapkan menjadi magnet investasi baru di Indonesia timur. Dukungan dari investor, terutama dari China, diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kawasan ini sebagai destinasi wisata kelas dunia dan pusat perdagangan yang strategis.

Pemerintah dan ITDC optimis bahwa investasi di Mandalika akan membawa dampak positif, tidak hanya bagi sektor ekonomi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat lokal.


Mungkin anda suka