Lagi, Upaya Pembunuhan Gagal Terhadap Donald Trump di Lapangan Golf


[FBI memerika TKP lapangan golf milik Donald Trump (Foto: New York Times)]

Mataram, medialombok.com - Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menghadapi ancaman percobaan pembunuhan saat bermain golf di lapangan golf pribadinya di West Palm Beach, Florida. FBI mengungkap bahwa seorang pria bersenjata AK-47 terlihat bersembunyi di semak-semak sebelum ditembak oleh agen Dinas Rahasia AS.

Sheriff Palm Beach County, Ric Bradshaw, menjelaskan bahwa agen melihat laras senjata sekitar 400 meter dari Trump sebelum akhirnya melepaskan empat tembakan. Meskipun begitu, pelaku berhasil melarikan diri dengan Nissan hitam dan kemudian ditangkap di Interstate 95 oleh otoritas setempat.
"Setelah melihat laras senapan sekitar 400 hingga 500 yard (365 hingga 457 meter) dari Trump saat mereka membersihkan lubang dari potensi ancaman di depannya, para agen tersebut menyerang pria bersenjata itu dan melepaskan sedikitnya empat butir amunisi sekitar pukul 1:30 siang," kata Sheriff Palm Beach County, Ric Bradshaw dalam konferensi pers dikutip Reuters pada Senin (16/9/2024).

The New York Times membeberkan identitas pelaku sebagai, Ryan Wesley Routh, 58, asal Hawaii, disebut sebagai tersangka namun masih dalam investigasi. Menanggapi insiden tersebut, Trump mengirimkan pesan kepada para pendukungnya, meyakinkan bahwa dirinya dalam keadaan aman dan tidak mengalami cedera.

"Suara tembakan di sekitar saya, tetapi sebelum rumor mulai menyebar tak terkendali, saya ingin Anda mendengar ini terlebih dahulu: SAYA AMAN DAN SEHAT!," tulis Trump dalam sebuah email kepada pendukungnya.

Percobaan pembunuhan ini merupakan insiden kedua yang dialami Trump selama masa pencalonannya tahun ini. Pada Juli lalu, Trump juga diserang di Pennsylvania saat sedang melakukan kampanye disana, di mana seorang peserta kampanye tewas dan pelaku berhasil dilumpuhkan oleh Dinas Rahasia.

Penembakan ini memicu kekhawatiran terkait keamanan calon presiden AS, yang mendorong pengunduran diri Direktur Dinas Rahasia, Kimberly Cheatle, setelah tekanan dari berbagai pihak.


Mungkin anda suka