Acara Peresean Se-Pulau Lombok : Tradisi Yang Menyatukan, Dibuka oleh Pj. Bupati Lombok Timur


[Pembukaan peresean oleh Pj Bupati Lotim (Foto: Yunia/PKP Lotim - rri)]

Lombok Timur, medialombok.com -Penjabat Bupati Lombok Timur, H. Muhammad Juaini Taofik, secara resmi membuka acara peresean se-Pulau Lombok pada Rabu (18/9/2024), sebuah tradisi pertarungan khas Sasak yang digelar untuk memperingati hari jadi ke-2 Paguyuban Tanjung Sejagad. Acara yang diadakan di Lapangan Umum Tanjung Teros ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, pemerintah setempat, dan ratusan warga.

Dalam pidatonya, Pj. Bupati menjelaskan bahwa peresean bukan sekadar pertarungan fisik, tetapi juga memiliki makna historis dan sosial yang mendalam. Tradisi ini awalnya dilakukan untuk memohon hujan saat musim kemarau yang panjang. Namun, dalam konteks modern, peresean telah menjadi ajang hiburan sekaligus pelestarian budaya yang penting untuk memperkuat persaudaraan. "Bukan hanya juara yang dikejar pada pertandingan tersebut melainkan juga untuk menghibur masyarakat. Karena itu apa yang terjadi di arena tidak dilanjutkan di luar,"ucapnya dikutip dari RRI.

Selain sebagai hiburan, Bupati menekankan pentingnya kegiatan ini dalam menjaga kesehatan mental masyarakat setelah masa pandemi yang panjang. “Dengan adanya acara seperti ini, kami berharap masyarakat bisa kembali berkumpul, menikmati hiburan, dan menjaga kebersamaan,” tambahnya.

Sementara itu, Lurah Tanjung, Muhammad Martha Hardianto, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Pj. Bupati yang dianggap mampu membangkitkan semangat masyarakat. Ia juga menjelaskan bahwa peresean adalah simbol persatuan dan silaturahmi antar-desa di Pulau Lombok. “Ini akan menambah semangat dan membuat kita tidak lupa dengan tradisi sasak. Rasa persaudaraan yang erat dan silaturahmi yang kita hadirkan ditempat ini, Insha Allah membawa berkah untuk kita semua,” ucapnya.

Peresean kali ini juga menjadi ajang bagi para pemuda Lombok untuk menyalurkan minat mereka dalam tradisi bertarung ini. Kegiatan yang melibatkan para "pepadu" (petarung) dari berbagai desa di Lombok tersebut disambut antusias oleh warga. Para peserta bertarung dengan rotan (penjalin) sebagai senjata dan perisai (ende) sebagai alat pertahanan. Setiap pertarungan berlangsung sengit, namun selalu diakhiri dengan saling hormat antar-petanding.

Event ini tak hanya sekadar pelestarian budaya, tetapi juga sebagai ajang mempererat tali persaudaraan antar komunitas. Pertarungan simbolis antara Pj. Bupati dan Lurah Tanjung menjadi tanda resmi dibukanya acara tersebut, mengundang sorakan dan tepuk tangan meriah dari para penonton.

Turut hadir dalam acara tersebut Camat Kediri, Kapolsek, Danramil, serta sejumlah tokoh masyarakat dan budaya dari wilayah setempat. Penyelenggara berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat Lombok semakin mengenal dan mencintai warisan budayanya sendiri, serta menjadikan peresean sebagai sarana untuk memperkuat hubungan sosial antar-warga.

Acara ini bukan hanya soal siapa yang menang di arena, tetapi juga tentang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan tradisi lokal yang telah menjadi identitas masyarakat Sasak selama bertahun-tahun.


Mungkin anda suka