- Oleh Argafica Putri Sionfa
- 16, Dec 2024
Medialombok.com - Hampir sebagian besar Gen Z pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan impiannya, tentu saja hal tersebut dapat membuat Gen Z seringkali merasa down dan hampir menyerah untuk menggapai impiannya.
Gen Z memiliki tingkat ambisi yang kuat untuk mendapatkan semua keinginannya termasuk impiannya. Namun karena suasana hati yang suka berubah-ubah ketika mendapati realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi, maka Gen Z sangat mudah terpengaruh hingga cepat mengalami perubahan suasana hati seperti sedih, cemas, kecewa, takut dan marah.
Karena sering mengalami perubahan suasana hati dengan cepat, akibatnya Gen Z selalu merasa stagnan dalam menjalani kehidupannya sehingga kehidupannya tidak kunjung mengalami perkembangan maupun perubahan.
Ternyata beberapa faktor berikut ini tanpa disadari juga bisa menjadi penyebab Gen Z susah mendapatkan pekerjaan loh.
Beberapa Penyebab Gen Z Susah Mendapatkan Pekerjaan
1. Selalu Berpikir Berlebihan
Salah satu ciri khas yang sering terlihat pada Gen Z adalah kecenderungan untuk overthinking. Mereka sering kali sibuk merencanakan masa depan dengan baik, tetapi di sisi lain juga meremehkan rencana yang telah dibuat. Hal ini mengakibatkan ketidaksinkronan antara keinginan dan tindakan mereka, yang membuat mereka maju mundur dalam mengambil langkah baru. Ketakutan dan kecemasan berlebihan, bahkan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi, sering kali membatasi mereka untuk bertindak, terutama dalam proses mencari pekerjaan.
Misalnya, saat Gen Z mendapatkan kesempatan wawancara kerja, mereka merasa senang karena berhasil lolos tahap administrasi, namun di saat yang sama muncul kekhawatiran akan kemungkinan gagal di tahap wawancara. Rasa takut dan khawatir ini sering kali membuat mereka terlihat kurang percaya diri, yang akhirnya berdampak pada hasil wawancara. Perusahaan mungkin lebih memilih kandidat yang tampak lebih tegas dan percaya diri.
Kunci untuk menghadapi hal ini adalah belajar mengendalikan pikiran negatif dan percaya pada kemampuan diri. Gen Z perlu memahami bahwa setiap proses adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh, bukan ancaman yang harus dihindari. Dengan sikap yang lebih positif, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
2. Terlalu Pemilih
Memilih pekerjaan atau tempat kerja yang sesuai dengan keinginan atau passion memang baik dan bukanlah sesuatu yang salah. Namun faktanya, pekerjaan yang sesuai dengan passion tidak selalu tersedia atau jarang membuka lowongan pekerjaan. Dengan ego dan gengsi yang tinggi, banyak Gen Z yang memutuskan untuk menganggur, hingga lowongan yang diinginkan tersedia.
Memilih jenis pekerjaan yang sesuai keinginan ataupun passion demi kenyamanan saat bekerja memang penting. Namun mencari alternatif pekerjaan lain yang tersedia mungkin dapat menjadi pilihan yang bijak.
3. Keluar dari Zona Nyaman
Sebagian besar orang, termasuk Gen Z, sering merasa takut untuk keluar dari zona nyaman karena adanya ketakutan terhadap perubahan. Namun, bagi mereka yang berhasil melakukannya, perubahan besar dalam hidup menjadi tujuan utama. Zona nyaman sering dianggap sebagai jebakan yang bisa membuat hidup seseorang stagnan dan tidak berkembang. Agar bisa keluar dari zona nyaman, seseorang perlu niat yang kuat, membuat perencanaan matang, dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat untuk membantu mendorong perubahan positif dalam hidup.
4. Pemalas
Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia ternyata bukan faktor utama seseorang sulit mendapat pekerjaan, tapi sifat pemalas adalah salah satu alasan terbesarnya. Pada kasus gen z, mereka sebagian besarnya kerap kali dihinggapi rasa malas yang berlarut-larut. Malas mencari pekerjaan dan malas untuk melengkapi persyaratan berkas yang akan digunakan untuk melamar pekerjaan.
Sifat pemalas tersebut semakin didukung dengan kecanduan game online dan tontonan di hp tidak bermanfaat yang bahkan menjadikan mereka abai pada peluang-peluang dan informasi pekerjaan yang ada.
Rasa malas yang ada dalam diri seseorang hanya bisa diatasi oleh dirinya sendiri. Orang lain dapat memberikan dukungan, tetapi jika kita tidak berusaha untuk bangkit dan mengalahkan rasa malas, semua dukungan tersebut tidak akan ada artinya. Kunci utama ada di tangan kita sendiri. Tanpa kemauan untuk berubah, sebanyak apapun dorongan dari orang lain akan menjadi sia-sia. Hanya dengan disiplin diri, kita bisa keluar dari belenggu kemalasan dan mencapai potensi terbaik kita.
5. Memiliki Pola Pikir yang Salah
Di tengah ketatnya persaingan dunia kerja, banyak generasi Z merasa cemas dengan kemungkinan kalah dari pesaing yang memiliki "orang dalam". Meskipun kemampuan yang dimiliki mungkin luar biasa, kekhawatiran terhadap nepotisme sering kali menimbulkan rasa pesimis. Namun, penting untuk tidak membiarkan rumor tersebut menghalangi langkah dalam melamar pekerjaan. Percayalah bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dan jika pekerjaan tersebut memang rezekimu, itu akan datang. Tetap optimis dan jangan menyerah sebelum mencoba!
----------------------
Sebagai penutup, meskipun banyak tantangan yang dihadapi Gen Z dalam mendapatkan pekerjaan, baik karena faktor eksternal seperti persaingan ketat maupun faktor internal seperti overthinking atau kemalasan, penting untuk tetap menjaga pola pikir positif. Dengan percaya pada kemampuan diri, keluar dari zona nyaman, serta disiplin dalam menghadapi tantangan, Gen Z dapat meraih kesuksesan di dunia kerja. Ingat, setiap proses adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan keberhasilan tidak akan datang tanpa usaha yang konsisten. (Fica)