PLTU Jeranjang Memimpin Transisi Energi Hijau di Lombok: Dari Serbuk Kayu hingga Limbah Uang Kertas


[Pekerja PLTU Jeranjang sedang menunjukkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK)/Bisnis-Muhammad Ridwan]

Lombok, 7 September 2024 – Dalam upaya mendukung target Net Zero Emission 2060, PLTU Jeranjang di Lombok kini mempercepat penggunaan biomassa sebagai bahan bakar tambahan dalam operasionalnya. Serbuk kayu hingga limbah uang kertas kini digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara, dengan pemanfaatan mencapai 3.000 ton biomassa per bulan. Program ini juga diharapkan akan menggandakan penggunaan biomassa pada 2025, hingga mencapai 7% dari total konsumsi bahan bakar pembangkit.

Menurut Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, cofiring biomassa di PLTU Jeranjang tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai ekonomis limbah lokal. "Kami berupaya agar PLTU ini selalu andal dalam memasok listrik ke pelanggan, sambil tetap berkontribusi pada pengurangan emisi karbon," ungkapnya seperti dikutip dari laman bisnis.com.

Pemanfaatan limbah uang kertas dan serbuk kayu di PLTU ini juga menjadi bagian penting dalam transisi energi yang lebih ramah lingkungan di wilayah NTB. PLTU Jeranjang, yang memasok sekitar 20% kebutuhan listrik di Lombok, berperan strategis dalam mengembangkan energi terbarukan sekaligus membantu menyelesaikan masalah pengelolaan sampah dan limbah di sekitar pembangkit​.

 

Program cofiring ini dimulai pada 2019 dengan uji coba bakar Refuse Derived Fuel (RDF) dan kini berkembang menggunakan berbagai jenis biomassa. Ke depannya, PLTU Jeranjang akan terus memperluas upaya ini, sejalan dengan kebijakan nasional untuk meningkatkan energi hijau di sektor kelistrikan.


Mungkin anda suka