- Oleh admin
- 18, Dec 2024
Medialombok.com - Pernahkah Anda merasakan nyeri atau gejala asam lambung ketika mengalami stress atau tekanan pikiran yeng berlebihan? Jika iya, maka Anda tidak sendiri. Terkadang stress menyebabkan kebanyakan orang lupa akan asupan yang di butuhkan oleh tubuh karena perasaan yang kurang baik saat mengalami stress sehingga nafsu makan cenderung berkurang.
Lalu, apa hubungan kesehatan mental dengan asam lambung?
Adapun hubungan antara penyakit ini dengan gangguan mental yakni penyakit asam lambung atau GERD seringkali terjadi di karenakan tekanan atau stress berlebih yang di alami seseorang sehingga memicu naiknya asam lambung. Kesehatan mental dan penyakit asam lambung memiliki hubungan yang erat, di mana kondisi mental seperti stres, kecemasan, dan depresi dapat memperburuk gejala penyakit asam lambung. Begitu juga sebaliknya, penyakit asam lambung yang kronis dapat memengaruhi kondisi mental seseorang. Stress dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mempengaruhi fungsi sfingter esofagus bagian bawah. Ketika sfingter ini melemah, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.(Artini et al., 2022)
Saat seseorang merasa cemas, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol yang dapat memengaruhi pencernaan. Stres kronis dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan perut terasa penuh dan meningkatkan tekanan di perut, yang akhirnya memicu refluks asam.
Tekanan psikologis seperti kecemasan dapat memengaruhi sistem pencernaan. Kecemasan sendiri adalah kondisi emosional yang menyebabkan ketidaknyamanan, ditandai dengan perasaan khawatir, gelisah, dan takut, sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Faktor psikologis dan emosional seperti kecemasan dapat memengaruhi fungsi saluran pencernaan dengan mengubah sekresi asam lambung, memengaruhi pergerakan dan aliran darah di mukosa lambung, serta menurunkan ambang batas nyeri.(Hanni Enggaring Galih et al., 2024)
Interaksi sosial memiliki pengaruh besar terhadap perilaku kesehatan individu. Tekanan dari kelompok sebaya atau norma sosial dalam suatu komunitas, misalnya, dapat memengaruhi kebiasaan kesehatan seperti merokok, konsumsi alkohol, atau pola makan yang tidak sehat, yang semuanya berisiko meningkatkan peluang timbulnya penyakit.
Dalam konteks ini, gangguan kecemasan dan masalah kesehatan fisik seperti asam lambung atau GERD dapat saling mempengaruhi. Ketegangan mental yang muncul dari interaksi sosial dapat memicu kecemasan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko asam lambung. Sebaliknya, penderita gangguan lambung kronis sering kali merasa cemas, terutama jika kondisi tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari.
Selain itu, interaksi sosial yang intens juga dapat menciptakan norma atau aturan baru dalam kelompok masyarakat tertentu, yang berpotensi menambah tekanan atau stres bagi individu. Ketika ekspektasi atau tekanan sosial ini sulit dipenuhi, individu mungkin merasa tertekan secara emosional, yang dapat memicu masalah kesehatan fisik dan mental. Hal ini menekankan pentingnya manajemen stres dan pemahaman terhadap tekanan sosial sebagai upaya untuk mencegah gangguan kesehatan seperti kecemasan dan masalah pencernaan, termasuk GERD.
“ANOMIE”,DALAM KONTEKS KESEHATAN MENTAL
Teori anomie, yang dikembangkan oleh Émile Durkheim, mengacu pada keadaan ketidakstabilan sosial yang terjadi ketika norma-norma sosial dan nilai-nilai masyarakat menjadi tidak jelas atau tidak konsisten. Dalam konteks kesehatan mental, anomie dapat berdampak signifikan. Ketika individu merasa terasing atau kehilangan arah akibat perubahan norma sosial yang cepat atau ketidakpastian nilai-nilai, mereka mungkin mengalami stres, kecemasan, atau depresi. Ketidakmampuan untuk memahami atau menyesuaikan diri dengan harapan sosial dapat mengganggu kesejahteraan mental. Oleh karena itu, teori anomie memberikan wawasan tentang bagaimana perubahan sosial yang mendalam dapat mempengaruhi kesehatan mental individu dengan menciptakan perasaan ketidakberdayaan atau kehilangan identitas.
Dalam paradigma Kesehatan mental terdapat pendekatan psikologis yang berpengaruh besar pada kondisi mental seseorang dimana dalam salah satu pandangannya membahas mengenai hal tersebut yakni behavioristik, yang merupakan pendekatan yang meyakini proses pembelajaran dan proses belajar social akan mempengaruhi kepribadian seseorang.Kesalahan individu dalam memahami pembelajaran sosial akan mengakibatkan gangguan mental (syuhada, 2024).
Anomie: Durkheim mengidentifikasi masalah ini sebagai tanda anomie,sebuah situasi dimana norma-norma sosial melemah atau menghilang yang menyebabkan seseorang merasa tidak lagi terikat dengan aturan dan bertindak semena mena sehingga terjadinya ketidakaturan sosial dan tekanan berlebih yang menyebabkan gangguan Kesehatan mental.
Solidaritas sosial : Hal ini juga dapat di analisis dengan solidaritas sosial yang kurang atau melemah sehingga tanpa adanya dukungan atau bimbingan maka seseorang akan merasa sendiri dan tidak terhubung dengan nilai nilai bersama (Haris, dkk., 2023)
Masalah kesehatan mental memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik, terutama pada sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh merespons dengan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut dan sensasi terbakar di dada. Selain itu, gangguan mental sering memengaruhi pola makan dan kebiasaan hidup, seperti makan berlebihan atau sebaliknya mengurangi asupan makanan, yang turut memperburuk masalah pencernaan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental penting untuk membantu menjaga keseimbangan sistem pencernaan dan mencegah gangguan yang lebih serius. (Annisa)
Daftar Pustaka:
Artini, B., Prasetyo, W., & Lestari, M. P. (2022). Hubungan Pola Makan dan Stress terhadap Penyakit Gastritis: A Literature Review. Nursing Sciences Journal, 6(1), 13. https://doi.org/10.30737/nsj.v6i1.2634
Hanni Enggaring Galih, F., Indarwati, A., Roswita Paramata, N., Lumentut, Y., & Ayu Mutmainah Kurniawati, S. (2024). The Relationship Between Anxiety Level and Functional Dyspepsia Incidence in Medical Students at State University of Gorontalo. https://doi.org/10.4108/eai.18-7-2023.2343402
Haris, A., & Iqbal Dhiya Ulhaq, M. (2023). Pentingnya Pendidikan Agama Dalam Mengatasi Kesehatan Mental Dan Kenakalan Remaja: Analisis Teoriemile Durkheim. Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(2), 234–244.
MODUL KESEHATAN MENTAL - Google Books. (n.d.). Retrieved September 14, 2024, from https://www.google.co.id/books/edition/MODUL_KESEHATAN_MENTAL/yL_MEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=kesehatan+mental+dan+sosial&pg=PA27&printsec=frontcover